Jumat, 03 Mei 2013

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan


1. Pengertian Tumor Otak

Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak.
2. Epidemiologi
- Tumor otak menunjukkan kira-kira 20% dari semua penyebab kematian karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari semua kanker pasien mengalami metastase ke otak dari tempat-tempat lain.
- Tumor otak jarang bermetastase keluar sistem saraf pusat tetapi jejas metastase ke otak biasanya bagian bawah, pankreas, ginjal dan kulit.
- Insiden teringgi pada tumor otak dewasa adalah pada pria
3. Penyebab
a. Riwayat trauma kepala
b. Faktor genetik
c. Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik
d. Virus tertentu
4. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif yang disebabkan oleh 2 faktor : gangguan fokal
akibat tumor dan gangguan fokal akibat kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang berumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Peningkatan tekanan intakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya odema sekitar otak dan perubahan sirkulasi cairan cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa karena tumor. Tumor ganas menimbulkan odema dalam jaringan otak sekitar. Obstruksi vena dan odema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak menimbulkan kenaikan volume intrakranial dan meningkatkan tekanan intrakranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral keruang subaraknoid menimbulkan hidrosfalis. Kenaikan tekanan yang lama mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum. Herniasi menekan mesensepalan menyebabkan hilangnya kesadaran. Gangguan fokal terjadi apabila : penekanan pada jaringan otak, infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Gejala yang ditimbulkan dari gangguan fokal tergantung lokasi tumor tersebut:
- Tumor pada lobus oksipital : serengan konvulsi didahului oleh aura, hemianopsia homonim kontralateral, agnosia visual sulit untuk memperkirakan jarak cenderung untuk tersesat dalam lingkungan yang sudah dikenalnya.
- Tumor pada temporalis, tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan wajah, anopsia kuandaran superior, hemianopsia.
- Tumor pada lobus periatalis : hilangnya fungsi sensori kortikalis, gangguan lokalisasi sensorikdeskriminasi dua titik, grafestesia, cacat visual.
- Tumor pada serebelum : papil edema dini, nyeri kepala, gangguan pergerakan, hipotonia, hiperekstensibilitas sendi, memecahkan kata menjadi suku kata yang terpisah.
- Tumor ventrikel & hipotalamus samnolensia, diabeets insipindus obsesites, gangguan pengaturan suhu, nyeri kepala terus-menerus, papil edema, peningkatan tekanan intra kranial
- Tumor pada labus frontalis : perubahan mental, hemiparesis, ataksia, gangguan bicara, depresi, bingung, tingkah laku aneh, gangguan berjalan tidak mantap, afaksia, apraksia.
5. Klasifikasi
Tumor otak diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok besar :
a. Tumor yang muncul dari pembungkus otak
Meningloma : terungkus dalam kapsul, pertumbuhan keluar jaringan otak menekan dari pada menginvasi otak.

b. Tumor yang berasal dari jaringan otak
- Astrositoma
- Glioblastoma
- Ependimoma
- Medulloblastome
- Oligodendroglioma
- Kista koloid
c. Tumor yang bekembang didalam atau pada saraf kronial
- Neuroma akustik
d. Lesi metastatik
Paling umum dari paru dan payudara
e. Tumor kelenjar tanpa duktus
- Hemongloblastoma
- Angioma
f. Tumor pembuluh darah:Hemongloblastoma , Angioma
g. Tumor-tumor kongenital
6. Gejala Klinis
Pada tumor otak manifestasi klinis yang muncul disebut ”trias klasik tumor otak” yang terdiri dari :
- Nyeri
- Muntah
- Papiledema
Namun gejala yang lain sangat bervariasi tergantung pada tempat lesi dan kecepatan pertumbuhannya antara lain :
- Perubahan mental
- Hemiparesis
- Ataksia
- Gangguan bicara
- Depresi
- Bingung
- Bertingkah laku aneh
- Serangan konvulsi yang didahului oleh aura
- Tetanus
- Halusinasi pada pendengaran
- Gangguan pada bicara
- Gangguan pada pergerakan
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada tumor otak ditemukan :
Tampak pucat, nyeri tekan pada kepala, tampak papiledema, gangguan bicara, hemiparesis, gangguan pergerakan, hipotonia, hiperekstensibilitas sendi.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT Scan
Menunjukkan : jumlah, ukuran, kepadatan jejas tumor otak dan meluasnya edema serebral sekunder
b. MRI
Untuk menghasilkan deteksi jejas kecil dan membantu dalam mendeteksi tumor di dalam batang otak dan daerah hipofisis
c. Biopsi stereotaktik
Gunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam
d. Anglografi serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral
e. EEG (elektroensefalogram)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
f. Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF) dilakukan mendeteksi sel-sel ganas.
9. Penatalaksanaan
a. Pembedahan (kraniotomi)
- Digunakan untuk mengobati pasien meningroma, neuorma akuistik, astrositoma, kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor kongenital seperi kista demoid dan beberapa glanuloma.
- Untuk pasien dengan glioma maligna, pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin tetapi dilakukan dengan tujuan pengurangan TIK mengangkat jaringan nekrotik dan mengurnagi bagian yang besar dari tumor yang dapat meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau resisten terhadap radiasi atau kemoterapi.
b. Pendekatan stereotaktik
Penggunaan kerangak tiga dimensi yang mengikuti lokasi tumor yang sangat tepat dengan melepaskan laser atau radiasi dengan tujuan memiminalkan pengaruh apda jaringan otak disekitarnya.
c. Penggunaan pisau gamma
Dilakukan pada bedah radio yang tidak memerlukan insisi pembedahan tetapi memerlukan waktu yang lambat diantara pengobatan dan hasil yang diharapkan.
d. Kemoterapi dan tepat sinar radiasi eksternal tujuannya menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap.
e. Trsnplantasi sumsum tulang autolog intravena dilakukan sebelum kemoterapi untuk menolong pasien dari keracunan akibat dosis tinggi kemoterapi dan radiasi
f. Kortikosteroid
B. Konsep Dasar Askep
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Pasien mengeluh nyeri kepala
2) Pasien mengeluh mual, muntah
3) Mengeluh telinga mendenging
4) Mengeluh kadang-kadang demam
5) Mengeluh susah istirahat/tidur
b. Data obyektif
1) Pasien tampak meringis
2) Tampak pucat
3) Mual/muntah
4) Hemiparesis
5) Gangguan bicara
6) Bertingkah laku aneh
7) Gangguan pada pergerakan
Hipotonia, hiperekstensibilitas
8 ). Pemenuhan ADL dibantu oleh keluarga
9) Papile edema
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatakan tekanan intraksanial ditandai oleh pasien mengeluh nyeri, gelisah, perubahan pola tidur.
b. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah: edema serebral ditandai oleh perubahan tingkat kesadaran, perubahan dalam respons motorik/sensorik, perubahan tanda-tanda vital, tampak gelisah.
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah akibat peningkatan TIK.
d. Risiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap tumor otak
e. Perubahan persepsi sensori berhubungan denagn perubahan resepsi sensori, transmisi dan/atau integrasi ditandai oleh disorientasi waktu, tempat, orang, distorsi ouditorius dan visual.
f. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis : konflik psikologis ditandai oleh perubahan memori, tingkah laku aneh, perubahan kepribadian, disorientasi waktu, tempat orang, lingkungan.
g. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia lobus temporal sekunder terhadap kerusakan otak ditandai oleh afasia, gangguan dalam bicara.
h. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap peningkatan tekanan intrakranial ditandai oleh hipotonia, hiperekstensibilitas, gangguan pada pergerakan.
i. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/koordinasi otot ditandai oleh hemiparesi, kebutuhan ADL dibantu oleh keluarga/petugas kesehatan
j. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
k. Ansietas berhubungan dengan krisi situasi : ancaman kematian/perubahan dalam status kesehatan (keterlibatan otak).
3. Rencana Keperawatan
1 Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan tekanan intrakranial ditandai oleh pasien mengeluh nyeri, gelisah, perubahan pola tidur.
Tujuan:
Setelah diberikan askep selama 3×24 jam diharapkan nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria evaluasi
- Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol
- Dapat beristirahat
- Menunjukkan/menggunakan prilaku untuk mengurangi kekambuhan
Intervensi :
Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0-10), karakteristiknya. Rasional : Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan terapi yang diberikan.
Catat kemungkinan patofisiologi yang khas. Misalnya otak/ meningeal/ infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma. Rasional : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih intervensi yang sesuai.
Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti: ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernapasan, tekanan darah. Rasional : Merupakan indikator/ derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami. Sakit kepala mungkin bersifat akut atau kronis, jadi manifestasi fisiologis bisa muncul/tidak.
Kaji/hubungkan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang. Rasional : faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan/persepsi nyeri tersebut.
Evaluasi perilaku nyeri. Rasional : Dapat diperberat karena persepsi pasien terhadap nyeri tidak dipercaya atau karena pasien mempercayai orang terdekat/pemberi asuhan mengabaikan keluhan nyeri.
Catat adanya pengaruh nyeri, misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktivitas, penurunan berat badan. Rasional : Nyeri dapat mempengaruhi kehidupan sampai pada suatu keadaan yang cukup serius dan mungkin berkembang kearah depresi.
Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti mengisolasi diri. Rasional : Pasien dapat menarik diri dari keterlibatannya dengan orang lain/kegiatan tertentu sebagai akibat dari nyeri tersebut.
Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu muncul. Rasional : Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat menurunkan beratnya serangan.
Tempatkan dalam ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi. Rasional : Mungkin sensitif terhadap cahaya (fotosensitif) yang dapat meningkatkan serangan.
Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang. Rasional : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala.
Berikan kompres panas lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan. Rasional : Meningkatkan sirkulasi pada otot yang meningkatkan relaksasi dan mengurangi ketegangan.
Kolaborasi dalam pemberian Analgetik. Rasional : Penanganan pertama dari sakit kepala secara umum hanya kadang-kadang bermanfaat pada sakit kepala karena gangguan vaskuler.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar