Selasa, 18 Maret 2014

Fibonacci Retracement

Di kelas ini kita mulai masuk ke bagaimana penerapan Fibonacci ke trading Forex. Untuk diketahui, sebenarnya ada banyak ragam Fibonacci, ada Fibonacci Arc, Fan, Expansion, dan Retracement. Nah, di kita akan pelajari yang terakhir, yaitu Fibonacci retracement. Indikator Fibonacci retracement akan sangat berguna pada saat market sedang trending.

Saat Uptrend

Ide dasar dari indikator ini adalah buy di level support Fibonacci retracement ketika trend sedang naik dan sell pada level resistance Fibonacci retracement pada saat trend sedang turun. Langkah pertama untuk memakai indikator ini adalah menghubungkan "swing high" dengan "swing low". Swing high adalah candlestick yang berada di antara candle-candle yang lebih tinggi di sebelah kanan dan kirinya. Swing low adalah candlestick yang lebih rendah dibandingkan dengan candle di sebelah kanan dan kirinya. Nah, jika sudah menemukan swing high dan swing low-nya, kemudian tarik dengan garis Fibonacci agar harga Support dan Resistance-nya terbentuk. Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan gambar berikut:



Level-level Fibonacci retracement ada lima, antara lain 0.236, 0.382, 0.500, 0.618, 0.764. Dan hampir semua platform trading sudah memiliki fasilitas lengkap untuk indikator Fibonacci retracement yang akan secara otomatis menghitung dan trader tinggal memasangnya saja. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar grafik uptrend berikut:
Grafik tersebut menggambarkan pergerakan mingguan pair AUD/USD yang dirangkum selama tiga bulan. Pertama, kita tentukan swing low dan swing highnya. Nah, swing low kita tentukan di angka 0.6955 pada tanggal 20 April lalu tarik kursor ke swing high di angka 0.8264 pada tanggal 3 Juni. Yup! Level-level fibonacci retracement-nya ditampilkan secara otomatis oleh platform. Dari grafik tersebut, kemudian didapatkan gambaran tingkat retracementnya antara lain 0,7955 (0.236), 0,7764 (0.382), 0,7609 (0.500), 0,7454 (0.618), dan 0,7263 (0.764).

Selanjutnya, dari gambaran grafik tersebut dapat diambil suatu prediksi bahwa harga AUD/USD tersebut kemungkinan akan turun atau ter-retrace dari high terakhir sehingga ada peluang untuk menemui level support pada salah satu level Fibonacci tersebut karena para trader akan memasang order buy setelah harga kembali naik untuk bergerak sesuai tren semula. Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi pada harga selanjutnya.
Ternyata harga bergerak melewati level 0.236 dan berlanjut turun pada beberapa minggu berikutnya. Pergerakan harga bahkan sempat menyentuh 0.382 tetapi tidak sampai close di bawah level tersebut, sehingga besar kemungkinan bahwa level tersebut adalah level support.Tunggu beberapa saat, apakah harga bergerak naik jika ya, segera pasang order buy untuk mendapatkan profit pada trade long-term atau jangka panjang.

Saat Downtrend
Pengunaan indikator Fibonacci pada saat downtrend kurang lebih sama seperti pada uptrend. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan grafik GBP/USD dengan time frame 4 jam berikut ini:

Nah, dari grafik tersebut, kita dapatkan bahwa Swing High berada pada posisi 1.5260 pada tanggal 22 Maret pukul 20.00 GMT dan 20 jam kemudian, Swing Low didapatkan di posisi 1.5142 pada tanggal 25 Maret. Level-level retracement-nya antara lain 1.5170 (23.6%), 1.5187 (38.2%), 1.5201 (50.0%), dan 1.5215 (61.8%).

Ekspektasi dari downtrend adalah jika harga mengalami retrace pada posisi rendah tersebut, maka kemungkinan akan muncul resistance di salah satu level Fibonacci sehingga, trader bisa bersiap untuk memasang order sell atau jual di sana karena jika jarum candle sempat mencapai level Fibonacci biasanya akan melanjutkan penurunan, sedangkan jika badan candle yang menyentuh level Fibonacci maka akan ter-breakout.

Oke, mari kita lihat apa yang terjadi berikutnya pada grafik berikut ini:
Bagaimana? Keren kan?
Pasar mencoba untuk naik, sempat terhenti di bawah level 38,2% sebelum menyentuh level fibo 50,0%. Jika kita memiliki beberapa order baik di tingkat 38,2% atau 50,0%, kita bisa menciptakan pips di kedua level tersebut.

Pada dua contoh tersebut, kita melihat bahwa harga menjumpai suatu level support atau resistance sementara pada level-level Fibonacci retracement. Karena indikator Fibonacci ini banyak dipakai oleh para trader, level-level tersebut dengan sendirinya mengisi level-level support dan resistancenya.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, harga tidak selalu memantul dari level-level retracement ini. Level-level retracement ini lebih tepat disebut sebagai "area menarik" atau justru sebagai "zona merah" alias zona yang membahayakan. Selengkapnya akan dibahas di kelas selanjutnya.

Yang terpenting di sini adalah, penggunaan indikator Fibonacci ini harus betul-betul dikuasai dan tak boleh sembarangan meletakkan order di level-level retracement. Hampir semua hal di dunia ini perlu perhitungan, Bung! Jika Fibonacci semudah itu, tentu market akan selalu trend dan takan ada orang rugi di dunia ini. Fibonacci yang nampak canggih pun berpotensi gagal. Gagal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar