Selasa, 18 Maret 2014

Kapan Fibonacci Dikatakan Gagal

Fibonacci yang canggih ini pun ternyata tak selalu menuntun kita ke jalan yang benar alias profit. Di kelas ini, kita akan ungkapkan sisi gelap Fibonacci tersebut. Mari kita perhatikan grafik GBP/USD 4 jam di bawah ini:
Kita sama-sama melihat bahwa pair GBP/USD tersebut berada dalam kecenderungan akan menurun dan kita tergoda untuk memakai indikator Fibonacci agar dapat melihat titik entry yang baik. Kita pasang Swing High di level 1.5383 dan Swing Low di sekitar level 1,4799. Tampak bahwa beberapa candle pair tersebut tersangkut di level 50,0%. Mengetahui pergerakan harga yang tertahan di level Fibonacci 50 itu, kita pun serta merta memasang sell short dengan semangat juang '45 demi cita-cita yang hampir tergapai di depan mata.

Lalu, apa yang terjadi? Perhatikan grafik selanjutnya berikut:
Ternyata, swing low yang kita pilih tersebut adalah bagian dasar dari sebuah downtrend dan market justru mulai untuk reli di atas titik Swing High. Jangankan cita-cita tercapai, yang ada justru akun kita yang melunglai. Terutama jika kita tidak melakukan manajemen risiko sebelumnya. Wah, bisa begitu ya? Terus, bagaimana ini? Kita ambil saja hikmahnya. Walaupun level Fibonacci membukakan peluang yang lebar bagi kita untuk meraih profit tinggi, namun yakinlah, tidak akan ada peramal di dunia ini yang akan selalu benar, begitupun perhitungan Fibonacci. Tak seorang pun yang tahu apakah harga terlebih dahulu akan mundur ke titik 0.382 atau tidak, atau bisa saja harga justru menembus level 0.500 atau 0.618 sebelum berbalik arah, atau yang paling parah harga justru sama sekali tak menyentuh level Fibonacci.

Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa pasar tidak selalu akan melanjutkan uptrend setelah menemukan support/resistance sementara, sebaliknya, justru akan terus melewati Swing High atau Swing Low terakhir. Masalah lain yang umum dalam menggunakan perhitungan Fibonacci adalah menentukan Swing Low dan Swing High yang jitu. Itulah kelemahan indikator Fibonacci ini, apabila keliru menarik garis atau tertukar dengan titik level lain, hasilnya bisa berbeda sangat jauh.

Pemahaman tiap orang dalam membaca grafik terkadang berbeda, time frame yang diterapkan juga berbeda, begitupula bias fundamental pun berbeda. Yah, bisa dikatakan penggunaan semua indikator, termasuk Fibonacci, memang subjektif. Dibutuhkan banyak latihan untuk menggunakan indikator Fibonacci ini sehingga dapat mengasah kepekaan trader dalam menggunakannya secara tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar