Selasa, 18 Maret 2014

Menempatkan Stop Dengan Fibonacci

Pada dasarnya, memasang stop loss pada akun trading kita tak kalah pentingnya degan memasang take profit. Kita tidak boleh asal memasuki sebuah trade menggunakan level-level Fibonacci tanpa memiliki arah jalan keluar yang jelas, karena jika demikian, maka penggunaan tool Fibonacci hanya akan menjadi bumerang saja bagi akun kita.

Di kelas ini, kita akan mempelajari beberapa teknik untuk memasang stop loss ketika kita memutuskan untuk memercayai level-level Fibonacci sebagai "asisten" kita dalam bertrading.

Metode pertama adalah dengan memasang stop tepat setelah melewati Fibonacci. Artinya, jika kita berencana untuk masuk pada level Fibo 38.2%,maka kita tempatkan stop loss kita menembus level 50.0%. Jika kita merasa bahwa level 50.0% tersebut akan tercapai, maka pasanglah stop melewati level 61.8%, begitu seterusnya. Sederhana bukan?

Mari kita perhatikan grafik EUR/USD yang sama seperti yang pernah kita pelajari  Fibonacci .
Jika kita telah mantap untuk enter di level 50.0%. maka bisa kita pasang order stop loss pada level Fib 61.8%. Hal tersebut dilakukan dengan pengertian bahwa level 50.0% akan menjadi sebuah poin resistance. Oleh karena itu, jika harga nantinya melonjak melampaui poin tersebut, maka gagasan trade kita jadi tak berlaku lagi.

Kelemahan dari metode pemasangan stop ini adalah ketergantungannya yang sangat pada kesempurnaan entry kita. Memasang sebuah stop pada urutan level Fibonacci memiliki artian bahwa kita telah sangat percaya diri bahwa area support atau resistance akan terbentuk. Dan, seperti yang telah kita bahas di awal, menggunakan drawing tool atau tool gambar bukanlah sebuah ilmu pengetahuan yang eksak.

Pasar mungkin saja melonjak lalu menghantam stop kita, dan akhirnya bergerak searah dengan trading kita. Jika sudah demikian, maka kita hanya bisa tersenyum kecut dan menelan penyesalan yang mendalam. Hehehe..

Yah, bagaimanapun kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi bukan? Tapi keuntungan lebih yang tak tercapai tentu akan lebih baik daripada merugi, jadi segera pasang stop loss dan relakanlah keuntungan lebih itu pergi bersama tren. Jadi, metode seperti ini akan lebih cocok bagi trader yang bertrading jangka pendek atau intraday.
Sekarang, jika kita ingin sedikit lebih aman, cara lainnya adalah dengan memasang stop loss melewati swing hgh atau swing low yang trebaru. Tipe penempatan stop loss seperti itu akan memberikan kita ruang lebih untuk bernapas dan memberi kesempatan yang lebih baik bagi pasar untuk bergerak mendukung perdagangan kita.
Seandainya harga pasar melampaui swing high atau swing low, mungkin saja akan ada sebuah pembalikan trend. Artinya, rencana trading kita sudah terlambat untuk diterapkan. Memasang stop loss yang lebih besar kemungkinan akan berdampak paling baik jika dipakai pada tradejangka panjang, trade tipe swing atau berayun, atau kita bisa juga memadukannya dengan metode "scalling in" yang akan di bahwa di kelas lain nanti.

Stop yang lebih besar juga harus disesuaikan dengan size position kita. Jika kita cenderung untuk trade pada size position yang sama, kita dapat mengalami kerugian besar terutama jika kita enter pada level-level Fib yang satu tingkat di bawah level yang seharusnya. Hal ni juga dapat menyebabkan terjadinya rasio reward-to-risk yang tidak menguntungkan, karena stop loss kita terlalu lebar, sehingga tidak sebanding dengan potensi keuntungan kita.

Jadi, cara mana yang lebih baik?

Sebenarnya sih, sama saja dengan memakai kombinasi tool Fibonacci retarement dengan support resistance, trend lines, dsb., intinya kan untuk mendapatkan posisi entry yang terbaik. Tapi, kembali lagi, kita harus benar-benar menguasai penggunaan tool-tool tersebut untuk menganalisa keadaan yang sedang terjadi di pasar untuk membantu kita menentukan poin stop loss yang baik.

Sebisa mungkin, kita jangan cuma mengandalkan level-level Fibo dengan poin support dan resistance sebagai dasar penempatan stop loss.

Ingat, penempatan stop loss bukanlah sesuatu yang saklek dan pasti, tetapi jika kita memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan berapa tool sekaligus, maka peluang kita jadi lebih besar untuk mendapatkan exit poin yang baik, ruang bagi trading untuk bernapas, serta reward to risk ratio yang tak terlalu merugikan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar