Selasa, 12 Maret 2013

kondisi organ reproduksi saat hamil


Sebagai efek dari adaptasi fisik atas kehamilan, beberapa organ tubuh akan mengalami perubahan. Beberapa organ tubuh yang mengalami perubahan tersebut diantaranya:

Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
  1. tidak hamil/normal              : sebesar telur ayam (±30 g)
  2. kehamilan 8 minggu            : telur bebek
  3. kehamilan 12 minggu          : telur angsa
  4. kehamilan 16 minggu          : pertengahan simfisis-pusat
  5. kehamilan 20 minggu          : pinggir bawah pusat
  6. kehamilan 24 minggu          : pinggir atas pusat
  7. kehamilan 28 minggu          : sepertiga pusat-xyphoid
  8. kehamilan 32 minggu          : pertengahan pusat-xyphoid
  9. 36-42 minggu                      : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid


Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal dan lebih berbahaya lagi jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.

Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar), warna menjadi livide/kebiruan.
 Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

Vagina/vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).

Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar